Menu Tutup

Kumpulan Koleksi Buku Tan Malaka PDF – Sang Patjar Merah

Buku Tan Malaka
Buku Tan Malaka
Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, tokoh Partai Komunis Indonesia, juga pendiri Partai Murba, dan merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia (Wikipedia). Lahir: 2 Juni 1897, Pandam Gadang Meninggal: 21 Februari 1949, Selopanggung Nama lengkap: Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka Pendidikan: Rijkskweekschool (1913–1919), Universitas Komunis Para Pekerja dari Timur Julukan: Patjar Merah, Bapak Republik Indonesia

Kumpulan Buku Tan Malaka PDF – Khusus untuk kalian yang ingin lebih mengetahui karya-karya sang legenda yang terkenal Sang Patjar atau Bapak Republik Indonesia. Bagi aktivis mahasiswa terutama kader-kader OKP pasti sangat paham dengan tokoh satu ini. Semoga bermanfaat dan digunakan dengan baik, jangan lupa belilah buku original di toko buku terdekat Anda.

Ada banyak sekali buku-buku tan malaka yang terkenal, diantaranya Madilog yang merupakan akronim dari materialism, dialektika, dan logika. Selanjutnya ada buku berjudul Dari Penjara ke Penjara yang ditulis olehnya saat sedang berada dipenjara. Dan masih banyak lagi buku-buku yang sangat sayang jika kamu lewatkan, untuk itu selamat membaca.

Buku Tan Malaka

Berikut adalah koleksi Buku Tan Malaka PDF untuk Kalian semua

  1. Direct Link Buku Tan Malaka Semangat Muda PDF
  2. Direct Link – Madilog PDF
  3. Direct Link– Komunisme dan Pan-Islamisme PDF
  4. Direct Link – Aksi Massa PDF
  5. Direct Link – Gerpolek: Gerilya, Politik, Ekonomi PDF
  6. Direct Link –Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia PDF
  7. Direct Link –Parlemen atau Soviet PDF
  8. – Direct Link – Dari Penjara Ke Penjara PDF

Semoga bisa memberikan Anda pengetahuan baru setelah membaca berbagai buku Tan Malaka.

Baca Juga : Situs Terbaik Download eBook Gratis dan Legal

Sejarah Singkat Tan Malaka

Awal Hidup Tan Malaka

Awal hidup dari Tan Malaka adalah di Minangkabau dengan menjadi murid yang sangat unggul dari kebanyakan murid sekolah lainnya. Ia sampai-sampai mendapatkan perhatian khusus dari gurunya di Bukittinggi yakni G.H. Horensma untuk melanjutkan sekolah keguruan di Belanda. Sehingga setelah ia kembali dari Belanda ia bisa mengajar. Akhirnya Tan Malaka bisa melanjutkan sekolah di Herlem Belanda mulai pada akhir tahun 1913 sampai 1915 setelah itu pindah ke kota Bussum untuk melanjutkan studi sebagai guru kepala. Disana ia sempat gagal dalam ujian perolehan gelar guru kepala, serta pada saat itu di Eropa terjadi Perang Dunia I sehingga ia tak mungkin untuk pulang dan bertahan hidup disana sampai tahun 1920. Menurut sejarawan A. Herry Poze, Tan Malaka selama masih hidup di tanah kelahirannya telah peka terhadap kehidupan tata masyarakat yang sengsara, sehingga itu mengubah pola pikirnya menjadi radikal menentang kolonialisme yang telah menemaninya sampai akhir hayatnya. Sehingga pada saat masih di Belanda, Tan Malaka banyak masuk organisasi kemahasiswaan dan sangat bersimpatik pada haluan sosialisme dan komunisme yang pada saat itu menurut Tan berpihak pada rakyat.

Baca Juga : Buku Gusdur “Islamku Islam Anda Islam Kita” PDF

Tan Malaka 1920

Pada tahun 1920 Tan Malaka berhasil pulang dan menjadi guru untuk Maskapai Sanembah, ia mendirikan sekolah untuk anak kuli-kuli kontrak disana. Kehidupan disana yang kapitalis yang selalu menguntungkan pemodal dan membuat sengsara para buruh atau kuli membuat Tan Malaka menelurkan karya pertamanya yang tercatat yakni Parlemen atau Soviet (Poze, A. Herry, Tan Malaka; Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia jilid I). Ini dikarenakan seiring dengan pekerjaannya sebagi guru yang dianggap sebagai orang yang ia anggap berjasa dalam bidang pembangunan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi merasa dipandang sebelah mata oleh pihak kolonial. Walaupun ia digaji sesuai dengan norma-norma Eropa yang cukup tinggi, tapi lama kelamaan ia menolak dan memutuskan keluar dari kenyamanannya sebagai guru yang digaji cukup besar oleh pihak Belanda, ini dikarenakan ia sadar telah makan uang yang berasal dari pajak yang dibayar oleh para kuli kontrak yang miskin itu untuk membayar anak-anaknya sekolah. Tan Malaka merasa galau dan tidak ingin membohongi dirinya sendiri, ia serta merta tak ingin menjadi orang munafik yang tindakan, kata dan fikirannya tak selaras. Maka Jiwa sosialis-komunisnaya semakin tajam, ia memutuskan untuk pergi ke Jawa dan tempat pertama yang ia tuju adalah Semarang.

Tinggalkan Balasan