Menu Tutup

Teori Komunikasi Interpersonal Menurut Para Ahli Ilmu Komunikasi

Teori Komunikasi Interpersonal
Teori Komunikasi Interpersonal
Ilustrasi | Riski Firmanto

Apa saja teori komunikasi interpersonal? terkadang kita bingung dengan banyaknya teori komunikasi yang ada, disini merupakan rangkuman mengenai teori komunikasi yang berhubungan dengan teori komunikasi interpersonal. Sehingga memudahkan sahabat semua memahami berbagai macam teori komunikasi interpersonal menurut para ahli

Teori Komunikasi Interpersonal

Pesan Interpersonal (Interpersonal Message):

1. Teori Simbol Interaksion (Symbolic Interaction Theory)

Simbolik Interaksionisme dipikirkan oleh George Herbert Mead. Pernyataan dari teori adalah proses interaksi dalam pembentukan makna bagi individu. Ia menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu.

“Symbolic interactionists argue that people act toward other people or events on the basis of meaning they assign to them”( West&Turner, 2010).

Prinsip-prinsip inti mengakibatkan kesimpulan tentang penciptaan seseorang diri dan sosialisasi menjadi sebuah komunitas yang lebih besar (Griffin, 1997).

 

2.Manajemen Makna Terkoordinasi (Coordinated Management of Meaning)

Manajemen Makna Terkoordinasi Teori dicetuskan oleh W. Barnett Pearce dan Vernon yang paling komprehensif Pernyataan Teori ini menunjukkan bahwa dipercakapan sehari hari membangun realitas sosial mereka sendiri. Artinya bahwa bahasa dan informasi yang dipertukarkan dalam percakapan kita dengan orang lain menciptakan lingkungan sosial kita sendiri, yang kita ditafsirkan sebagai realitas.

 

3. Teori Pelanggaran Pengharapan (Expectancy Violations Theory)

Judee Burgoon ( 1978) pertama kali merancang teori pelanggaran pengharapan (Expectancy Violation Theory) untuk menjelaskan konsekuensi dari perubahan jarak dan ruang pribadi selama interaksi komunikasi antar pribadi. Teori secara terus menerus dikembangkan dan diperluas untuk menjelaskan suatu cakupan luas dari hasil komunikasi yang dihubungkan dengan pelanggaran harapan tentang perilaku komunikasi. Ada tiga konstruk pokok dari teori ini yakni; Harapan (Expectancies), Valensi Pelanggaran (Violations Valence), dan Valensi Ganjaran Komunikator (Communicator Reward Valence) (Griffin, 2004: 88).

 

4. Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance Theory)

Menurut teori disonansi kognitif yang pertama kali dicetuskan oleh Leon Festinger (1957) adalah, kecenderungan bagi individu untuk mencari konsistensi antara kognisi mereka (yakni, kepercayaan, pendapat) yang memotivasi seseorang untuk mengubah kognisi, sikap, atau perilaku. Ia menyatakan seseorang mungkin mencoba untuk melupakan atau mengurangi pentingnya kognisi mereka yang berada dalam hubungan disonan (Festinger 1957)

One may try to forget or reduce the importance of those cognitions that are in a dissonant relationship (Festinger 1957).

Ketika ada inkonsistensi antara sikap atau perilaku (disonansi), sesuatu harus berubah untuk menghilangkan disonansi tersebut. Dalam kasus perbedaan antara sikap dan perilaku, kemungkinan besar bahwa sikap akan berubah untuk mengakomodasi perilaku.

 

Pengembangan Hubungan (Relationship Development):

Baca Juga : 

 

1. Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory)

Teori ini diciptakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975. Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan ketidakpastian, terkadang juga disebut Initial interction theory. Teori ini menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antara orang asing yang terikat dalam percakapan mereka bersama.

 

2. Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory)

Penetrasi Sosial teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor, untuk memberikan pemahaman tentang kedekatan antara dua individu. Tekanan sosial didefinisikan sebagai suatu proses yang bergerak dari hubungan nonprivat menjadi privat. Sosial Teori penetrasi sosial juga mengklaim bahwa hubungan kemajuan kita melalui tiga tahapan sebelum mencapai stabilitas dimana komunikasi terbuka dan mitra sangat intim. Tahapan pertama mengenai teori adalah hubungan komunikasi antar individu dimulai pada tahap superfisial dan bergerak pada sebuah nonintim menuju tahapan yang lebih intim. Kedua, teori ini berpendapat bahwa hubungan komunikasi yang terjadi berkembang secara sistematis dan memiliki predikbilitas. Selanjutnya pada asumsi ketiga, teori ini berpendapat bahwa perkembangan hubungan antarindividu mencakup depenetrasi dan desolusi.

 

3. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)

Pertukaran sosial teori, juga disebut juga teori komunikasi pertukaran sosial, menunjukkan bahwa manusia dapat membuat keputusan sosial berdasarkan biaya dan manfaat yang dirasakan. Hipotesis ini menegaskan bahwa orang-orang mengevaluasi semua hubungan sosial untuk menentukan manfaat yang mereka peroleh. Hal ini juga menunjukkan bahwa seseorang biasanya akan meninggalkan suatu hubungan jika dia memandang bahwa upaya, atau biaya, itu melampaui keuntungan ataupun yang dirasakan. Ini premis sosial psikologi berakar pada ekonomi, teori pilihan rasional , dan strukturalisme.

4. Teori Privasi Manajemen (Communication Privacy Management Theory)

Teori privasi manajemen komunikasi memberi ketegangan antara berbagi dan menyembunyikan informasi pribadi dalam situasi keterbukaan. teori berbasis aturan, yang menjelaskan bahwa individu mengembangkan dan privasi aturan batas yang membantu mereka memutuskan apakah akan mengungkapkan atau menyembunyikan informasi pribadi tentang diri mereka sendiri. Aturan-aturan ini dibuat untuk membantu individu memaksimalkan manfaat dan menghindari biaya yang terkait dengan pengungkapan diri.

Referensi

West, Richard and Turner, Lynn H. 2010. Introducing Communication Theory. Analysis and Application. Singapore: McGraw Hill.

Tinggalkan Balasan