Menu Tutup

Sejarah Fotografi di Dunia dan Indonesia Secara Singkat

Sejarah Fotografi

Sejarah Fotografi di Dunia dan Indonesia Secara Singkat – Dalam dunia fotografi, ada sejarah panjang sejak dulu hingga akhirnya sampai ke Indonesia. Bahkan dengan cepatnya kemajuan teknologi, sejarah fotografi dan evolusinya semakin berkembang di tengah kemajuan era digital. Untuk kalian yang sedang membaca artikel ini, berikut kami rangkumkan perkembangan dunia fotografi di dunia serta sejarah fotografi di Indonesia secara singkat. Baca Juga : Materi Fotografi : Sejarah, Pengertian dan Jenisnya

Sejarah Fotografi di Dunia

Sejarah Fotografi

Prinsip kamera obscura telah ditemukan
Aristoteles sekitar 2000 tahun yang lalu, ia menjelaskan bagaimana cahaya matahari masuk ke dalam lubang kecil sehingga menimbulkan sebuah bayangan yang disebut dengan citra atau image. Pada abad ke-10, Alhanjen menjelaskan bagaimana peristiwa gerhana matahari dipantulkan dalam kamera obscura, dimana ruangan besar seperti kamar yang gelap dengan lubang kecil terbuka di bagian luarnya. (Ferry Darmawan, 2009:1)

Sejarah fotografi saat ini berhutang banyak pada beberapa nama yang memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan fotografi sampai era digital sekarang. (Edi S. Mulyanta, 2007:46)

a. Era 1000 M

Kita mencatat nama Al Hazen, seorang
pelajar berkebangsaan Arab yang menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil, hal ini dikemukakannya pada tahun 1000 M.

b. Era 1400 M

Kurang lebih 400 tahun kemudian, Leonardo da Vinci juga menulis mengenai fenomena yang sama. Namun, Battista Della Porta, juga menulis hal tersebut sehingga dia yang dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, Camera Obscura.

c. Awal abad 17

Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan komponen kimia tersebut ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan lama. Hanya saja masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan proses kimia seteah gambar-gambar itu terekam sehingga permanen.

d. Era tahun 1727

Pada 1727, Johan Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di Jerman juga menemukan hal yang sama pada percobaan-percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.

Thomas Wedgwood (1802) menemukan juga hal serupa, namun kedua-duanya tidak berhasil menjadikan perubahan warna tersebut permanen. Baru pada tahun 1826, Joseph Nicephore Niepce berhasil menjadikan warna hitam itu permanen, ia berhasil membuat semacam klise di atas lembaran timah dengan cara mencelupkan lembaran timah tersebut, yang sebelumnya telah dilaburi bahan peka cahaya dan telah dicahayai, ke dalam larutan asam; namun ia tak sempat melakukan percobaan lebih lanjut karena sakit dan kekurangan biaya.

Berkat persahabatannya dengan Louis Daguerre, seorang pelukis yang kaya raya, beberapa percobaannya kemudian dilanjutkan, malah akhirnya diteruskan oleh Daguerre sendiri setelah Niepce meninggal dunia. Selama 11 tahun Louis Daguerre melakukan percobaan-percobaan lanjutan, akhirnya pada tahun 1839, dengan mempergunakan bahan-bahan kimia yang tidak pernah dicoba oleh Niepce, Daguerre berhasil membuat bahan peka cahaya yang lebih praktis dan dikenal sebagai Daguerrotype (McGovern, Thomas, 2003:25) suatu pelat tembaga yang pada satu permukaannya dilaburi bahan peka cahaya. Baca Juga : Pengertian Foto Jurnalistik, Syarat-syarat dan Contohnya

Sejarah Fotografi di Indonesia

Sejarah fotografi di Indonesia dimulai tahun 1841 ketika seorang pegawai kesehatan Belanda bernama Juriaan Munich mendapat perintah dari Kementrian Kolonial untuk berlayar ke Batavia.24 Pada zaman itu fotografi digunakan untuk menggambarkan kondisi wilayah jajahannya dan melengkapi data secara visual, baik dari segi manusia, geografisnya serta kondisi alam yang ada di Indonesia guna memberikan informasi
tersebut. (Taufan Wijaya, 2011:6)

Sejak saat itu kamera menjadi bagian dari teknologi modern pemerintah Belanda yang digunakan untuk menjalankan kekuasaannya. Menguasai dan mengontrol tanah jajahan dalam teknologi komunikasi dan transportasi. Sehingga tidak mengherankan jika dalam kurun waktu 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841 – 1941) perkembangannya sangat lambat, karena penguasaan alat ini (kamera) ada di tangan bangsa Eropa, Cina dan Jepang. (Taufan Wijaya, 2011:7)

Sampai kemudian kita kenal sebuah nama Kassian Chephas, putra jawa kelahiran 15 Februari 1844. Sejak kecil tak jelas siapa orang tuanya, sehingga kassian diangkat anak oleh pasangan Belanda yang bermukim di Yogyakarta. Setelah itu, nama Kassian Chephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875. Saat itu Kassian Chephas diketahui bekerja sebagai juru potret keraton atau Kasultanan Yogyakarta.

Daftar Pustaka

Ferry Darmawan. 2009. Dunia Dalam Bingkai. Yogyakarta: Graha Ilmu

Edi S. Mulyanta. 2007. Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta:
Andi Offset

McGovern, Thomas. 2003. Alpha Teach Yourself Black and White Photography in 24 Hours, USA: Pearson Education Publishing

Taufan Wijaya. 2011. Foto Jurnalistik, Klaten: CV SAHABAT

Cek Jasa Cetak Foto untuk Fotografer

Jasa Cetak Foto
Jasa Cetak Foto Murah Berkualitas Premium

Bagi para pembaca website yang kini berkeinginan menjadi seorang fotografer, bisa gunakan jasa cetak foto kami untuk hasil memuaskan, karna dicetak di mesin Photo Laboratorium sehingga tahan lama dan berkualitas. Cek di Toko kami

SHOPEE : @Rivalshop.indonesia

INSTAGRAM : @Rival.indonesia

 

Tinggalkan Balasan