Menu Tutup

3 Unsur Dasar dalam Fotografi

Unsur dasar fotografi

3 Unsur Dasar dalam Fotografi – Setelah memehami materi fotografi dasar, didalam hal ini terdapat materi lainnya seperti unsur-unsur dalam fotografi yang diwajib diketahui. Apa saja yang termasuk dalam Unsur-unsur pada fotografi? Berikut ulasan materi tentang unsur-unsur yang ada dalam fotografi.

Unsur Dasar Fotografi

Unsur dasar fotografiBerikut ulasan mengenai 3 unsur dasar fotografi untuk dijadikan bahan referensi Anda agar lebih mengenal tentang fotografi.

a. Pencahayaan

Fotografi memiliki arti melukis dengan cahaya, maka peran utama dalam menghasilkan karya foto ialah cahaya. Pencahayaan sebagai hal yang sangat penting, karena jika tidak ada cahaya maka foto tidak akan jadi. Dalam pemahaman dasar fotografi, menghasilkan sebuah foto perlu memahami bagaimana mengendalikan cahaya tersebut, membuat objek dengan cahaya yang dibutuhkan.

Pemahaman dasar dalam materi fotografi disebut dengan triangle fotografi yaitu terdiri dari ISO (Internasional Organization for Standardization), diafragma dan shutter speed (kecepatan rana). Triangle ini sebagai dasar pemahaman fotografer untuk menciptakan dan membuat sebuah foto dengan pencahayaan yang sedikit sempurna.

Pencahayaan (exposure) adalah proses pemasukan cahaya untuk mengexpose medium peka cahaya berupa film maupun sensor digital pada luminitas tertentu hingga tercipta sebuah gambar.

3 Unsur Pengaturan tingkat Pencahayaan

Ada tiga unsur dalam pengaturan tingkat pencahayaan (Soelarko, 1978:13) antara lain:

1. Shutter speed atau tombol rana (s)

Merupakan jendela pada kamera yang mengatur masuknya cahaya dengan cara buka-tutup dalam satuan waktu tertentu sehingga dapat mengatur cepat-lambatnya cahaya masuk ke dalam kamera.

Satuan angka indikatornya dimulai dari:

bulb, 1/4; 1/5; 1/8; 1/10; 1/13; 1/15; 1//20; 1/25; 1/30; 1/40; 1/50; 1/60; 1/80; 1/100; 1/125; 1/160; 1/200; 1/250; 1/320; 1/400; 1/500; 1/640; 1/800; 1/1000; 1/1250; 1/1600; 1/2000; 1/2500; 1/3200; 1/4000.

2) Diafragma (f)

yaitu mengatur lebar-sempitnya bukaan lubang cahaya pada lensa yang bekerja untuk menyesuaikan sedikit-banyaknya lubang cahaya yang masuk ke dalam kamera. Satuan angka indikatornya dimulai dari:

1,2; 1,4; 1,8; 2; 2,8; 3,5; 4; 4,5; 5,0; 5,6; 6,3; 7,1; 8; 9; 10; 11; 13; 14; 16; 18; 20; 22; 25; 29; 32.

3) Internazional Standard Organization (ISO)

Tingkat kepekaan film atau sensor digital dalam mengkap cahaya yang dinyatakan dalam satuan Internazional Standard Organization (ISO). Angka indikatornya dimulai dari: 100; 200; 400; 800; 1600; 3200; 6400.

Untuk mengukur kecepatan pencahayaan pada suatu tingkat luminitas tertentu digunakan light meter, baik yang terdapat di dalam kamera maupun light meter genggam (hand healt). Light meter berguna sebagai petunjuk untuk mendapatkan pencahayaan dengan kombinasi dari bukaan diafragma (f), speed (s) dan ISO dalam satuan tepat (normal), kurang (under) dan lebih (over) dalam suatu kondisi cahaya tertentu.

Light meter berupa senyawa kimia yang peka terhadap cahaya. Saat cahaya menerpa light meter, light meter lalu memberitahukan berapa kecepatan dan berapa diafragma yang harus digunakan. (Audy Mirza Alwi, 2004:20)

b. Komposisi

Komposisi merupakan salah satu unsur penentu tingginya nilai estetik karya fotografi. Penentuan komposisi dilakukan pada saat membidik obyek foto, Untuk itu diperlukan penataan terhadap unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan suatu gambar dalam sebuah bidang gambar, sehingga obyek fotografi dapat tampil sebagai point of interest (pusat perhatian). (Yuliadewi, 2000:50)

Awalnya tentukan dulu satu dominasi yang akan menjadi pusat perhatian utama (main point of interest), karena suatu gambar l sebaiknya menceritakan tidak lebih dari sebuah cerita agar tidak kehilangan fokus. Dalam penentuan pusat perhatian (point of interest) perlu diperhatikan unsur-unsur pendukungnya agar mempermudah untuk menentukan apa yang akan ditonjolkan.

Unsur pendukung komposisi

Unsur-unsur pendukung komposisi (Yuliadewi, 2000:52) sebagai berikut:

  1. Wujud (shape), yaitu tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis lurus, poligon (garis lurus majemuk/terbuka/tertutup), dan garis lengkung (terbuka, tertutup, lingkaran). Tekniknya dapat berupa kontras pencahayaan yang ekstrim seperti siluet, penonjolan detail-detail benda, mengikutkan subyek menjadi garis luar atau outline dari sebuah tone warna tertentu. Ujud benda dapat diambil dari berbagai posisi kamera, seperti dari bawah subyek. Manipulasi ujud dengan menggunakan berbagai macam lensa, mulai dari lensa sudut lebar hingga lensa fokus panjang atau long-focus.
  2. Bentuk (form), yaitu tatanan yang memberikan kesan tiga dimensional, seperti kubus, balok, prisma, dan bola. Dalam fotografi ditunjukkan dengan gradasi cahaya dan bayangan, dan kekuatan warna. Untuk menghasilkan foto yang baik sebaiknya mengambil cahaya samping dengan sudut-sudut tertentu, dan menghindari pencahayaan frontal.
  3. Pola (pattern), yaitu tatanan dari kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam bingkai foto, sehingga memberikan kesan adanya keseragaman.
  4. Tekstur (texture) yaitu tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut, dan seterusnya). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kekontrasan yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.
  5. Kontras (contrast) atau disebut juga nada, yaitu kesan gelap atau terang yang menentukan suasana (atmosphere/mood), emosi, dan penafsiran sebuah citra. Kontras warna disebabkan oleh warna-warna primer, yaitu merah, biru, dan kuning, atau akibat dari penempatan warna primer terhadap warna komplemennya , seperti hijau, jingga, dan ungu. Meskipun penggunaan warna tergantung pada pengalaman pribadi, namun ada aturan umum bahwa warna yang berat akan menyeimbangkan warnawarna lemah. Warna-warna berat atau keras berkesan penting dan bila digunakan sedikit kontras warna akan ada aksentuasi yang tidak mengganggu keseluruhan warna. Misalnya, foto pemandangan di tepi danau dengan aksentuasi rumah kayu bercat merah menyala.
  6. Warna (colour) yaitu unsur warna yang dapat membedakan objek, menentukan mood daripada foto kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik. Warna dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau penggunaan filter warna akan memberikan hasil warna yang kontras. Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subyek utama dan satu warna utama, sedang subyek dan warna lainnya merupakan pendukung. Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang.

c. Sudut Pandang

Terdapat lima sudut pandang (angle) dalam pengambilan gambar. (Audy Mirza Alwi, 2004:46)

  1. Pertama adalah Frog Eye, kamera jauh lebih rendah dari pada objek serta memiliki arti mata kodok, memiliki posisi yang hampir sama dengan mata kodok itu sendiri yang selalu melihat objek ke atas. Melalui angle ini, objek yang ditampilkan terlihat lebih tinggi dan besar dengan arti tertentu yang mengikutinya. Posisi kamera hampir tegak lurus ke atas, dengan sudut pandang di atas 45 derajat di bawah menghadap ke arah atas.
  2. Kedua adalah low angle yang menempatkan kamera lebih rendah dari objek. sedikit agak miring dengan posisi tetap mengarah ke atas. Sudut pandang kamera sekitar 45 derajat di bawah menghadap ke atas. Kemudian sudut pandang eye level, merupakan sudut pandang yang menempatkan kamera sejajar dengan objek, untuk menghasilkan sebuah foto pada objek hampir mendekati dengan pola pandangan mata manusia saat melihatnya.
  3. Selanjutnya sudut pandang hight angle, yaitu sudut pandang yang menempatkan objek lebih rendah dari pada kamera atau kamera lebih tinggi dari pada objek, sehingga yang terlihat pada kaca pembidik objek yang terkesan mengecil. Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatis yaitu kercil atau kerdil. Sudut pandang kamera sekitar 45 derajat di atas menghadap ke bawah namun tidak terlalu tinggi.
  4. Terakhir sudut pandang bird eye, yaitu pengambilan gambar yang dilakukan dari ketinggian tertentu, sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi. Poisi kamera hampir tegak lurus ke bawah, dengan sudut pandang di atas 45 derajat menghadap ke bawah

Materi Fotografi Dasar

Untuk memudahkan para pembaca website ini, kami sediakan artikel menarik tentang fotografi dan pers di sini, selamat berselancar

Daftar Pustaka

Audy Mirza Alwi. 2004. Foto Jurnalistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Soelarko. 1978. Fotografi untuk Salon Foto dan Lomba Foto. Bandung: PT Karya Nusantara.

Yuliadewi, Leslie. 2000. Jurnal Nirmana: Komposisi dalam Fotografi. Surabaya: Universitas Kristen Petra

Jasa Cetak Foto untuk Fotografer Murah Berkualitas Premium

Jasa Cetak Foto
Jasa Cetak Foto Murah Berkualitas Premium

Bagi para pembaca website yang kini berkeinginan menjadi seorang fotografer, bisa gunakan jasa cetak foto kami untuk hasil memuaskan, karna dicetak di mesin Photo Laboratorium sehingga tahan lama dan berkualitas. Cek di Toko kami

SHOPEE : @Rivalshop.indonesia

INSTAGRAM : @Rival.indonesia

Tinggalkan Balasan