Menu Tutup

Teori Mediamorfosis dan Konsepnya

teori mediamorfosis
teori mediamorfosis
ilustrasi perkembangan media.

Apa pengertian mediamorfosis? apakah teori mediamorfosis bisa digunakan untuk penelitian? mungkin masih banyak yang belum tahu mengenai teori mediamorfosis. Penulis sempat membuat skripsi menggunakan teori mediamorfosis, namun ternyata penulis lulus dengan judul yang berbeda diakhirnya. Mungkin teori mediamorfosis ini bisa membantu kalian dalam mendapatkan teori yang dibutuhkan untuk penelitian. Baca Juga : Teori Komunikasi Interpersonal Menurut Para Ahli Ilmu Komunikasi

Teori Mediamorfosis

Untuk memudahkan pengunjung, kami telah menyediakan eBook Konsep Teori Mediamorfosis Pdf secara gratis -Direct Link Pdf-

Pengertian Teori Mediamorfosis

Sepanjang perjalanan peradaban manusia di dunia, perubahan akan selalu terjadi. Manusia akan terus berkembang dan berinovasi dengan memanfaatkan lingkungan ataupun sengaja membuat beragam alat yang akan dapat membantu manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sistem kehidupan masyarakat pun senantiasa turut berubah bersama perkembangan zaman. Dalam interaksi antar manusia, komunikasi menjadi alat utama bagi manusia untuk mengerti satu sama lain. Untuk memberi tahu manusia lainnya tentang apa yang kita ingin katakan, begitupun agar orang lain mengerti. Dengan saling mengerti, interaksi antarmanusia dapat terjalin.

Istilah mengenai teori Mediamorfosis pertama kali di presentasikan oleh Roger Fidler untuk membantu memahami jenis perubahan di bidang media:

“Mediamorfosis adalah transformasi media komunikasi, yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan dan politik, serta berbagai inovasi dan teknologi. Menurut Roger Fidler, Mediamorfosis bukanlah sekedar teori sebagai cara berpikir yang terpadu tentang evolusi teknologi media komunikasi.”

Media yang digunakan manusia guna mendukung berlangsungnya komunikasi dengan lebih cepat dan menjangkau banyak orang tak luput dari perkembangan ini. Perubahan yang terjadi pada media komunikasi sering disebut mediamorfosis. Teori Mediamorfosis pertama kali dikemukakan oleh Roger Fidler dalam sebuah artikel yang dimuat di sebuah koran pada tahun 1990 (Fidler, 2003: xi). Roger kemudian memperluas konsep yang dikemukakannya itu hingga menjadi sebuah buku.

Mediamorfosis bukanlah sekadar teori sebagai cara berpikir yang terpadu tentang evolusi teknologi media komunikasi. Mediamorfosis mendorong kita untuk memahami semua bentuk sebagai bagian dari sebuah sistem yang saling terkait dan mencatat berbagai kesamaan dan hubungan yang ada antara bentuk bentuk yang muncul di masa lalu, masa sekarang dan yang sedang dalam proses kemunculannya. Dengan mempelajari sistem komunikasi secara menyeluruh, kita akan menemukan bahwa media baru tidak muncul begitu lama. Ketika bentuk bentuk media komunikasi yang lebih baru muncul, bentuk-bentuk yang terdahulu biasanya tidak mati, melainkan terus berkembang dan beradaptasi.

Prinsip Mediamorfosis menurut Roger Fidler

Roger Fidler (2003: 44) merumuskan setidaknya ada enam prinsip dasar mediamorfosis:

  1. Koevolusi dan Koeksistensi :semua bentuk media komunikasi hadir dan berkembang bersama dalam sistem yang adaptif dan kompleks serta akan terus meluas. Begitu muncul dan berkembang setiap bentuk media komunikasi yang baru dalam beberapa waktu hingga pada tingkat yang beragam pasti akan memengaruhi perkembangan setiap bentuk media komunikasi yang lain.
  2. Metamorphosis: media baru tidak muncul begitu saja tanpa ada kaitan dengan media yang lain, semuanya muncul secara bertahap dari metamorfosis media terdahulu. Roger berpandangan pada tahap ini,bentuk media terdahulu cenderung akan beradaptasi dan lebih berkembang menyesuaikan diri dengan kehadiran bentuk media baru. Artinya, media terdahulu tak lantas mati begitu saja
  3. Pewarisan: bentuk baru media komunikasi yang muncul mewarisi sifat- sifat dominan dari bentuk-bentuk sebelumnya. Sehingga, bentuk media komunikasi yang baru sedikit banyak akan memiliki beberapa sifat yang sama dari media komunikasi terdahulu
  4. Kemampuan bertahan: semua bentuk media komunikasi dan perusahaan media dipaksa untuk beradaptasi dan berkembang agar dapat bertahan dalam lingkungan yang berubah. Di sini, media dipaksa untuk dapat berinovasi sedemikian rupa agar tetap menarik perhatian masyarakat. Jika tidak mampu bertahan, maka pilihan yang tersedia lainnya hanyalah mati.
  5. Peluang dan kebutuhan : media baru tidak langsung diadopsi secara luas lantaran keterbatasan-keterbatasan teknologi itu sendiri. Pasti selalu ada kesempatan dan alasan-alasan sosial, politik dan atau ekonomi yang mendorong teknologi media baru untuk berkembang.
  6. Pengadopsian yang tertunda : teknologi-teknologi media baru selalu membutuhkan waktu yang lebih lama daripada yang diperkirakan untuk mencapai kesuksesan bisnis. Teknologi-teknologi itu cenderung membutuhkan sedikitnya satu generasi manusia (20-30 tahun) untuk bergerak maju dari rancangan konsep hingga perluasan

Seperti MC Luhan, Fidler juga berpendapat bahwa kemunculan bentuk- bentuk media komunikasi membiakkan ciri- ciri dominan dari bentuk sebelumnya.

Konsep Mediamorfosis

Fidler memaparkan 3 konsep mediamorfosis yaitu :

1. Koevolusi

Kode kode komunikator. Sifat sifat dasar media diwujudkan dan diteruskan melalui kode kode komunikator yang kita sebut bahasa. Bahasa, tanpa harus dibandingkan satu sama lain, telah menjadi agen perubahan yang paling berpengaruh dalam rangkaian evolusi manusia. perkembangan bahasa lisan dan tulisan melahirkan dua transformasi besar, atau mediamorfosis, dalam system komunikasi manusia. Mediamorfosis ketiga yang siap mempengaruhi evolusi komunikasi dan peradaban secara radikal adalah bahasa digital. Bahasa ini merupakan lingua franca computer dan jaringan telekomunikasi global. Domain domain komunikasi.Sejak kelahiran bahasa tulis, berbagai bentuk media terus berkoevolusi dalam tiga jalur yang berbeda, yang disebut domain. Bahasa digital telah mentransformasikan bentuk bentuk media komunikasi yang ada. Inilah agen perubahan yang paling bertanggungjawab atas pengaburan perbedaan perbedaan di antara domain domain historis komunikasi.

2. Konvergensi

Konvergensi selalu menjadi esensi evolusi dan proses mediamorfosis. Konvergensi berskala besar dalam industry media dan telekomunikasi, mungkin hanya terjadi sekali. Namun bentuk bentuk media yang ada saat ini pada kenyataannya merupakan hasil dari konvergensi konvergensi berskala kecil yang tidak terhitung banyaknya, yang seringkali terjadi sepanjang waktu. Konvergensi lebih menyerupai persilangan atau perkawinan, yang menghasilkan transformasi atas masing masing entitas yang bertemu dan penciptaan entitas baru.

Tim Dwyer (2010), mendefinisikan konvergensi media :Sebagai proses dimana berbagai teknologi yang baru digabungkan dengan media media yang telah ada dan berbagai industri komunikasi serta budaya yang berkembang. Mengambil contoh konvergensi hiburan yang dilakukan Transmedia adalah mytrans.com, yang menggabungkan media televisi dan media internet. Bila selama ini kita menikmati acara televisi dengan duduk diam disatu tempat sambil memandangi layar televisi, kini ada cara berbeda yang ditawarkan. Berbagai acara yang ditayangkan di TransTV dan Trans7 bisa disaksikan melalui gadget berupa smart atau mobile phone ataupun perangkat lain. Cukup dengan terkoneksi pada jaringan internet. Ada juga produk lain yaitu DetikTV (tv.detik.com), yang menggabungkan media cetak, media televisi, dan internet.

3. Kompleksitas

Teori Chaos. Chaos adalah komponen penting perubahan. Tanpanya, alam semesta akan menjadi tempat kematian dan kehidupan menjadi tidak mungkin. Dari kondisi chaos, lahir gagasan gagasan baru yang mentransformasikan dan menghidupkan system system. Prinsip utama teori chaos kontemporer adalah gagasan bahwa kejadian kejadian yang terkesan tidak signifikan atau variasi variasi awal yang remeh dalam system system yang mengalami chaos. Seperti cuaca dan ekonomi, dapat memicu peningkatan eskalasi kejadian kejadian tak terduga yang akhirnya mengarah pada kejadian kejadian yang melahirkan dampak atau membawa bencana besar.

System system yang mengalami chaos pada dasarnya anarkis. System system itu menunjukkan ketidakpastian yang nyaris tak berujung dengan pola jangka panjangnya yang tidak terduga. Hal ini juga menjelaskan mengapa tidak seorangpun mampu memprediksi secara akurat teknologi teknologi media baru dan bentuk bentuk komunikasi manakah yang akhirnya akan sukses dan manakah yang akan gagal. Sistem yang adaptif dan kompleks. Kekayaan interaksi yang terdapat dalam system system kehidupan, memungkinkannya menjalani pengorganisasian diri secara spontasn. Dengan kata lain, system system yang kompleks bersifat adaptif, yaitu bahwa system system itu hanya merespon kejadian secara pasif. System system itu secara aktif berusaha mengarahkan apapun yang terjadi untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa semua bentuk media hidup dalam dunia yang dinamis dan saling tergantung. Ketika muncul tekanan tekanan eksternal dan penemuan penemuan baru diperkenalkan, setiap bentuk komunikasi dipengaruhi oleh proses pengorganisasian diri yang muncul secara spontan. Sama seperti spesies yang berkembang demi kelangsungan hidup yang lebih baik, demikian jugalah yang dilakukan bentuk bentuk komunikasi dan perusahaan perusahaan media yang ada. Proses inilah yang menjadi esensi mediamorfosis.

Daftar Pustaka

Fidler, Roger. 2003. Mediamorphosis: Understanding New Media. California: Pine Forge Press..

Materi Jurnalistik dalam Media Massa

Tinggalkan Balasan