Menu Tutup

Televisi Lokal – Pengertian, Karakteristik, Ciri dan Fungsinya

Televisi Lokal

Televisi Lokal – Pengertian, Karakteristik, Ciri dan Fungsinya – Televisi menjadi bagian hidup pada masyarakat di Indonesia. Kehadiran Televisi membuat suasana berkumpul dengan keluarga menjadi lebih hangat dengan banyaknya program hiburan yang ditampilkan. Bagi mahasiswa komunikasi pastinya mempelajari hal yang berkaitan dengan media, termasuk media penyiaran televisi. Televisi di Indonesia dibedakan menjadi televisi nasional dan lokal. Berikut merupakan pembahasan mengenai pengertian televisi lokal, karakteristik TV lokal, fungsi TV lokal dan juga tolak ukur melihat pelanggan yang menyaksikan TV lokal tersebut.

Televisi Lokal

Pengertian Televisi Lokal 

Televisi lokal merupakan stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten. Undang-undang penyiaran menyatakan, bahwa stasiun penyiaran lokal dapat didirikan dilokasi tertentu dalam wilayah Negara RI dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut. Ini berarti syarat atau kriteria suatu stasiun dikategorikan sebagai penyiaran lokal adalah lokasi sudah di tentukan dan jangkauan siaran terbatas.(Morrissan, 2015:113).

Berbicara mengenai televisi, dalam Pasal 31 No.32 tahun 2002, dituliskan bahwa, lembaga penyiaran yang menyelenggarakan jasa peyiaran radio atau jasapenyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan stasiun penyiaran lokal.

Misi Televisi Lokal

Secara garis besar misi dari TV Lokal adalah menyiarkan semua hal yang terkait kearifan lokal dan hal ini merupakan salah satu solusi yang diharapkan masyarakat dalam rangka menyeimbangkan arus informasi dari pusat ke daerah. (Rahmah, 2013:36).

Menurut Sudibyo dalam (Wahyuni, 2018:34 ) TV Lokal merupakan stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah Kota atau Kabupaten. Definisi oleh Sudibyo diperkuat oleh Undang-Undang

penyiaran No.32 Tahun 2002 Pasal 31 Ayat 5 yang menyatakan bahwa “stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tertentu”.

Fungsi Televisi Lokal

Sebagaimana media lainnya TV Lokal juga memiliki fungsi, tidak jauh beda dengan media massa lainnya. Fungsi media Televisi lokal adalah untuk memberi informasi, mendidik, mempersuasi menyenangkan, memuaskan dan sebagai hiburan. Mc Quail Dalam (Taufli, 2014:16)

Kehadiran TV lokal di Indonesia terdorong oleh spirit otonomi daerah. Berbagai daerah selama ini di sadari kurang optimal diangkat dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran TV lokal, menjadi solusi penting untuk hal tersebut. Dibungkus dengan kemasan lokal yang kental, televisi lokal selalu berupaya mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat dengan kearifan lokal yang berbeda-beda. (Ardiyanti, 2011: 325).

Ciri Khusus TV Lokal dibandingkan Televisi Nasional

Ciri khas yang membedakan antara Televisi lokal swasta dengan tv swasta yang bersiaran secara nasional, terletak pada isi berita dan programnya. Televisi lokal beritannya lebih mengacu dan menyesuaikan pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat. Dimana media massa tersebut dikelolah berikut ciri-ciri khas yang dimiliki TV lokal:

a) Dikelola oleh organisasi yang berasal dari masyarakat setempat.

b) Isinya mengacu dan menyesuaikan untuk kepentingan masyarakat setempat.

c) Berita-berita yang dimuat mengenai peristiwa kegiatan, masalah, dan tokoh masyarakat setempat.

d) Khalayaknya terbatas pada masyarakat yang wilayah dengan tempat media massa itu.

e) Khalayaknya kurang bervariasi dalam struktur ataupun diferensiasi sosial bila dibandingkan dengan khalayak media massa nasional. (Taufli, 2014:17)

Materi Tentang Televisi dan Jurnalistik

Karakteristik TV Lokal

Karasteristik Televisi lokal pada dasarnya sama dengan karasteristik pada umumnya yaitu:

a) Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat.

b) Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar individu sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

c) Pengoprasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan teliti.

3 Perilaku Mengukur Penggunaan Televisi

Menurut De Fleur dalam (Wahyuni, 2019:5) ada tiga hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk melihat prilaku penggunaan televisi :

1. Durasi sistem

Selain menayangkan program acara bermuatan lokal, TV lokal juga meluangkan waktu untuk menyiarakan program acara bersifat nasional.

2. Program acara siaran

Televisi lokal memiliki tanggung jawa untuk membuat program acara siaran bermuatan lokal. Beragam bentuk program acara ini disesuaikan dengan keutuhan masyarakat setempat.

3. Frekuensi siaran

Frekuensi siaran berhubungan erat dengan keterkaitan masyarakat terhadap program acara yang disiarkan. Pengelolaan televisi cenderung memperbanyak frekuensi tayangan pada program-program acara yang diminati oleh masyarakat.

Tantangan terbesar Televisi lokal saat ini adalah persaingan dengan televisi nasional yang notabene sudah sangat kuat dengan modal, peralatan juga sumber daya manusianya. Dari data survey AC Nielsen menunjukkan, perolehan kue share pemirsa TV lokal diantara TV nasional tahun 2010 menurun dibandingkan tahun 2009, yaitu dari 2,6% menjadi 2,5%. Berdasarkan data kepemirsaan AGB Nielsen Media Research yang mencakup 10 kota besar di Indonesia dan memantau pemirsa usia 5 tahun ke atas, jika dibandingkan dengan kue share pemirsa sebesar 97,5% yang diraih oleh tv-tv nasional, perolehan tersebut tentunya sangatlah kecil AC Nielsen dalam (Rinowati, 2012:3)

Kondisi beratnya persaingan industri Televisi lokal vs nasional pada dasarnya sudah dipahami oleh pemerintah dan para pembuat kebijakan penyiaran. Karenanya dalam UU Penyiaran, semangat menghidupkan Televisi Lokal diatur melalui Sistem Stasiun Jaringan (SSJ). Spirit dasar dari siaran berjaringan yaitu terpenuhinya aspek penyebaran kepemilikan (diversity of ownership), keberagaman isi atau program siaran (diversity of content), dan kearifan lokal. Dalam format penyiaran itu, maka tidak akan terjadi head to head antara TV Jakarta yang bersiaran nasional dan Televisi lokal yang bersiaran terbatas (Rinowati, 2012:3)

 

Daftar Pustaka

Ardiyanti, Handini. 2011. Konsep Dan Regulasi TV Lokal Dalam Kerangka Penguatan Budaya Lokal.

Rahma, Fauziah Ummul. 2013. Strategi Komunikasi Stasiun Televisi Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi.

Rinowati 2012. Eksistensi Televisi Lokal (Kasus: Eksistensi TVKU Dalam Kompetisi Industri Penyiaran).

Taufli Suryani Ernis, 2014. Strategi Padang Tv Dalam Mempertahankan Eksistensi Sebagai Tv Lokal

Morissan, 2015. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenadamedia group.

Wahyuni Azalea Novia. 2018. Strategi Sriwijaya TV Dalam Mempertahankan Eksistensinya Sebagai Tv Lokal.

Tinggalkan Balasan